Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan laut yang tak tertandingi, menghadapi tantangan besar dalam melestarikan ekosistemnya, terutama spesies kunci seperti hiu. Di tengah tantangan ini, muncul sosok Oka Bayu Pratama, pemuda asal Jawa Timur yang berhasil menjembatani dunia konservasi dan teknologi mutakhir.
Berkat inovasinya yang berdampak signifikan, Oka Bayu Pratama dinobatkan sebagai salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2025 dari Astra di Bidang Teknologi. Gelar yang melekat padanya pun sangat unik dan relevan: Nahkoda Konservasi Digital.
Inovasi utama yang membawanya meraih penghargaan adalah SeeShark, sebuah platform konservasi digital yang didukung penuh oleh Artificial Intelligence (AI). SeeShark dirancang khusus untuk memecahkan masalah krusial di perairan Indonesia: pelestarian hiu.
Secara umum, SeeShark berperan sebagai platform konservasi digital untuk satwa langka dengan fitur-fitur utama:
Identifikasi Spesies Cepat
Aplikasi ini menggunakan teknologi Deep Learning (bagian dari AI) untuk secara otomatis mengenali dan mengidentifikasi jenis hiu, baik dari tangkapan utuh maupun hanya dari foto/video.
Monitoring Populasi
Data identifikasi yang akurat menjadi fondasi bagi para peneliti dan otoritas untuk melacak dan memantau populasi hiu, membantu dalam penentuan status konservasi dan arah kebijakan perlindungan yang efektif.
Edukasi dan Keterlibatan
SeeShark juga berfungsi sebagai alat edukasi yang berharga, menyosialisasikan pentingnya konservasi dan jenis-jenis hiu yang dilindungi kepada nelayan dan masyarakat luas.
Mengurangi Bycatch
Dengan menyediakan informasi yang terstruktur, aplikasi ini diharapkan dapat membantu mengurangi bycatch atau tangkapan sampingan hiu yang tidak disengaja.
Inovasi Taktis: Menguak Identitas dari Potongan Tubuh
Masalah terbesar yang dihadapi petugas konservasi di lapangan adalah praktik finning (pemotongan sirip) atau
...
