Di era modern, sulit membayangkan peternakan tradisional menjadi motor penggerak ekonomi global. Namun, Tatag Adi Sasono, seorang visioner dari Jawa Timur dan peraih SATU Indonesia Awards (SIA) 2025 bidang Kewirausahaan, berhasil mewujudkan hal itu. Ia tidak sekadar beternak; ia merancang sebuah ekosistem wirausaha yang terintegrasi, digital, dan berkelanjutan, membuktikan bahwa inovasi dan pemberdayaan dapat mengangkat potensi desa ke panggung internasional.
Sosok Tatag mencerminkan jiwa entrepreneur tangguh masa kini. Dengan latar belakang yang kuat dalam investasi, ia memiliki kapasitas bisnis yang mendalam. Meskipun menghadapi tantangan berat seperti wabah penyakit ternak, ia gigih pivot dari sapi ke domba dan mendirikan Mitra Ternak Farm pada tahun 2024 dengan dorongan modal pribadi dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Keberhasilan luar biasa ini berpusat di Tuban, Jawa Timur, sebuah wilayah yang kini menjadi mercusuar bagi inovasi agribisnis. Tatag membuktikan bahwa kesuksesan global tidak harus berasal dari kota besar. Melalui modelnya, ia tidak hanya menciptakan keuntungan, tetapi juga memberdayakan ratusan mitra petani lokal, menjadikannya ikon bagi generasi muda Indonesia.
Transformasi Zero Waste Menjadi Sumber Daya Baru
Mitra Ternak Farm, yang didirikan oleh Tatag Adi Sasono di Plumpang, Tuban, mengoperasikan lebih dari 1.000 ekor domba dalam sistem digital terintegrasi. Inovasi utama Tatag terletak pada praktik keberlanjutan zero waste yang mengubah limbah menjadi aset.
Potret Briket dari kotoran domba
Sumber: mitraternak.com
Limbah ternak tidak dipandang sebagai masalah, melainkan secara canggih melalui proses fermentasi, pengeringan, dan pemadatan. Hal ini menghasilkan dua komoditas bernilai tinggi: pupuk organik yang menyuburkan tanah dan b
...
Harap
Masuk to untuk membaca tulisan lengkapnya.