Ketika krisis ekonomi mengancam pendidikannya, Resika Caesaria, gadis asal Banyumas, mengubah kesulitan menjadi resep sukses. Berawal hanya dari modal Rp63.000 dan keberanian menjual cimol di sekolah, ia membangun sebuah kerajaan kuliner yang kini dikenal sebagai "Ratu Cimol."
Gelar "Ratu Cimol" disematkan padanya bukan tanpa alasan. Di awal perintisan, Resika harus berjuang melawan rasa malu dan stigma, bahkan diejek teman-temannya. Ia membuktikan bahwa kegigihan dapat mengubah ejekan menjadi julukan kehormatan. Namun, jalan menuju sukses tidak mulus: ia sempat gagal saat mencoba berbisnis kue dan batagor, hingga akhirnya secara kebetulan bertukar resep dan memodifikasi cimol menjadi rasa yang khas dan sukses.
Kisah perjuangannya—di mana profit berpadu dengan kepedulian sosial—mengantarkannya meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards (SIA) 2014 di bidang Kewirausahaan. Apresiasi ini menjadi katalis yang melipatgandakan dampak usahanya dan membuatnya menjadi bagian dari gerakan yang mengusung semangat "Satukan Gerak, Terus Berdampak."
Pilar Bisnis Sociopreneur yang Penuh Integritas
Inti dari kesuksesan Ratu Cimol terletak pada konsep waralaba gratis yang disalurkan kepada masyarakat kurang mampu dan pengangguran. Resika, yang akrab disapa Cika, menanggung penuh biaya awal (sekitar Rp4-5 juta per mitra) untuk gerobak dan peralatan. Walaupun menghadapi kendala modal besar, ia berpegangan teguh pada keyakinan spiritualnya.
Potret gerobak Ratu cimol Banyumas
Sumber foto: facebook. Made-Arizka
Resika secara tegas menolak tawaran dari pihak bermodal besar atau investor yang hanya
...
Harap
Masuk to untuk membaca tulisan lengkapnya.