Di balik ketenangannya, tersimpan kisah luar biasa tentang warga desa yang hidup berdampingan dengan raksasa laut — hiu paus (Rhincodon typus), ikan jinak terbesar di dunia yang kini menjadi ikon wisata bahari unggulan Indonesia.


Di ufuk timur Gorontalo, ombak tenang menyapa lembut pesisir Desa Botubarani, sebuah desa kecil di Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Di balik ketenangannya, tersimpan kisah luar biasa tentang warga desa yang hidup berdampingan dengan raksasa laut — hiu paus (Rhincodon typus), ikan jinak terbesar di dunia yang kini menjadi ikon wisata bahari unggulan Indonesia.

Untuk mencapai Desa Botubarani, wisatawan dapat menempuh perjalanan sekitar satu jam dari Bandara Djalaluddin Gorontalo menuju Kabupaten Bone Bolango. Rute menuju desa ini mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, melewati jalur pesisir yang indah di sepanjang Teluk Tomini. Setibanya di lokasi, wisatawan akan disambut oleh hamparan laut biru dan keramahan warga pesisir yang siap berbagi kisah tentang laut, kehidupan, dan asa.

Botubarani bukan sekadar destinasi wisata, tetapi simbol perubahan sosial. Dari kehidupan pesisir yang sederhana, masyarakatnya kini belajar menjaga alam sambil menata masa depan yang lebih sejahtera. Harmoni antara manusia dan laut inilah yang menjadikan Botubarani istimewa — tempat di mana konservasi berjalan seiring dengan kesejahteraan.

Pesona Hiu Paus, Nafas Baru Desa Botubarani

Fenomena munculnya hiu paus di perairan Botubarani pertama kali terpantau pada tahun 2016. Saat itu, beberapa ekor hiu paus mendekati pantai karena tertarik dengan plankton dan ikan kecil di perairan dangkal. Sejak saat itu, Botubarani menjadi salah satu lokasi favorit bagi wisatawan untuk menyaksikan kemunculan raksasa laut ini secara langsung.

Musim terbaik untuk melihat hiu paus biasanya antara bulan Mei hingga Oktober, saat kondisi laut tenang dan plankton melimpah. Namun, kemunculannya tida




...
Harap Masuk to untuk membaca tulisan lengkapnya.