Di tengah perbukitan menawan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat kisah inspiratif tentang sebuah desa bernama Sendangsari yang berhasil bertransformasi berkat semangat warganya dan dukungan program "Kampung Berseri Astra" (KBA). Lebih dari sekadar bantuan finansial, program ini adalah katalisator yang menyalakan kembali potensi terpendam masyarakat setempat.
Dulunya, Sendangsari menghadapi tantangan nyata: tingkat kemiskinan yang mengkhawatirkan dan ketergantungan ekonomi yang tinggi. Namun, paradigma itu berubah drastis sejak PT. Astra International Tbk., melalui KBA hadir bukan sebagai juragan, melainkan sebagai mitra. Filosofi program ini bertumpu pada empat pilar kokoh: pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan, yang dirancang untuk menciptakan kemandirian berkelanjutan.
Pilar Pendidikan dan Kesehatan: Investasi Masa Depan
Perubahan dimulai dari pondasi paling dasar: generasi muda. Di Padukuhan Kroco, misalnya, anak-anak PAUD HI Kenanga kini belajar di lingkungan yang lebih kondusif dan dikenalkan dengan konsep pembangunan berkelanjutan melalui Tunas KBA. Di sisi kesehatan, Posyandu kembali hidup, menjadi pusat edukasi gizi dan gaya hidup sehat, memastikan warga tumbuh lebih bugar dan produktif.
Pilar Lingkungan: Mengubah Masalah Menjadi Berkah
Aspek lingkungan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi. Warga didorong untuk tidak melihat sampah sebagai limbah, melainkan sebagai sumber daya. "Sekolah Sampah Bantala Abyudaya" menjadi contoh brilian. Melalui bank sampah ini, warga mengelola limbah plastik dan organik menjadi produk bernilai ekonomi, bahkan ada yang diolah menjadi pupuk kompos untuk pertanian lokal. Inisiatif ini tidak hanya menjaga kebersihan desa, tetapi juga membuka keran pendapatan baru.
Pilar Kewirausahaan: Membangkitkan Ekonomi Lokal
Di sinilah denyut nadi kemandirian terasa paling kuat. KBA mendorong pengembangan UMKM lokal. Hasilnya mencengangkan: produk-produk un
...
Harap
Masuk to untuk membaca tulisan lengkapnya.
