Di tengah tantangan geografis dan minimnya fasilitas, jalan berlumpur menjadi satu-satunya akses menuju sekolah sederhana di tengah hutan. Di antara rintik hujan yang turun perlahan, tampak sosok perempuan muda berjalan dengan langkah pasti.


Kabut pagi masih menyelimuti Kampung Atti, sebuah wilayah terpencil di Kabupaten Mappi, Papua Selatan.Jalan berlumpur menjadi satu-satunya akses menuju sekolah sederhana di tengah hutan. Di antara rintik hujan yang turun perlahan, tampak sosok perempuan muda berjalan dengan langkah pasti. Ia memanggul tas berisi buku dan papan tulis kecil — membawa beban sekaligus harapan di tengah sunyi dan keterisolasian.

Dialah Diana Cristiana Dacosta Ati, sosok yang bersinar sebagai simbol ketulusan dan dedikasi. Guru muda asal Timor Leste yang kini menjadi warga negara Indonesia ini memilih mengabdikan hidupnya bagi masa depan anak-anak Papua. Ia membuktikan bahwa semangat mencerdaskan bangsa mampu menembus segala keterbatasan.

Perjalanan Diana bukan sekadar tentang mengajar, melainkan perjuangan melawan keterbatasan — dari fasilitas sekolah yang minim hingga mengubah pola pikir masyarakat setempat. Sejak 2018, ia menapaki jalan sunyi menuju Mappi dengan satu keyakinan: pendidikan adalah cahaya yang mampu menembus gelapnya keterisolasian. Keyakinan itu menjadi fondasi setiap langkahnya dalam merajut mimpi generasi emas Papua.

Potret Diana Cristiana Da Costa Ati saat menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2023
(Sumber: Cantika – “Kisah Diana Cristiana Da Costa Ati, Guru Penggerak Daerah Terpencil di Papua Selatan”)

Atas dedikasinya yang luar biasa, Diana Cristiana Dacosta Ati dianugerahi SATU Indonesia Awards 2023 oleh Astra di bidang Pendidikan. Penghargaan ini menjadi pengakuan nasional atas perjuangan seorang guru muda yang menyalakan harapan di daerah terpencil.

Pencapaian Diana sejalan dengan visi Astra: “Satukan Gerak, Terus Berdampak,” yang menegaskan komitmen menghadirkan pe







...
Please signin to read the full story.